TIMES LOMBOK, CIANJUR – Prestasi membanggakan kembali diraih generasi muda Kabupaten Cianjur.

Dandi Kusnadi, aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Cianjur, lulusan STAI Al-Azhary, sekaligus tokoh muda berpengaruh di lingkungan pesantren, terpilih sebagai delegasi Indonesia pada ajang internasional Young ASEAN Islamic Leader Future (YAILF) 2025 di Terengganu, Malaysia.

Forum yang digelar Pemerintah Negeri Bagian Terengganu itu mempertemukan pemimpin muda Muslim se-ASEAN untuk merumuskan peran strategis generasi muda dalam menghadapi tantangan global. 

Momen Dandi Kusnadi bersama para aktivis muda di forum Young ASEAN Islamic Leader Future 2025. (FOTO: Dandi for TIMES Indonesia)

YAILF 2025 menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi, praktisi, dan teknokrat, dengan fokus pada kepemimpinan, pemberdayaan masyarakat, dan penguatan identitas keislaman di Asia Tenggara.

Sejak remaja, Dandi dikenal sebagai santri taat di Pondok Pesantren Riyadul Muta’alimin Cianjur. Pendidikan di pesantren menjadi fondasi karakter kepemimpinannya, memadukan nilai-nilai keislaman dengan aktivitas sosial dan kepemudaan.

Di dunia organisasi, Dandi pernah menjabat sebagai Presiden Mahasiswa STAI Al-Azhary Cianjur, Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Tjiandjoer (PP HIMAT), serta aktif di PMII. 

"Saya terlibat dalam berbagai forum nasional dan internasional, memperjuangkan peran generasi muda sebagai agen perubahan yang berintegritas," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima TIMES Indonesia, Jumat (15/8/2025).

Pada penutupan YAILF 2025, Dandi menyampaikan pesan kepada pemuda Muslim ASEAN bahwa pertemuan bukanlah akhir, melainkan awal perjalanan panjang. Mari pulang membawa misi, bukan hanya cerita. 

"Kita mungkin berasal dari bendera berbeda, tapi berdiri di bawah panji yang sama Islam rahmatan lil ‘alamin. Bersama, kita bisa menulis sejarah baru bagi ASEAN yang damai, maju, dan bermartabat,” ujarnya.

Lebih lanjut menurut pandangan Dandi, bahwa konferensi ini menjadi momentum penting untuk memperluas wawasan dan membangun jejaring lintas negara.

“Diskusi tematik membuka perspektif baru tentang peran strategis pemuda Muslim menghadapi tantangan global. Interaksi lintas budaya memperkaya pemahaman tentang pentingnya sinergi antarbangsa demi peradaban yang damai dan berkelanjutan,” tuturnya.

Lebih jauh dirinya menegaskan, forum seperti ini harus berlanjut menjadi gerakan nyata melalui mekanisme tindak lanjut yang dapat diintegrasikan ke kebijakan publik dan program pemuda di masing-masing negara.

Keikutsertaan Dandi di YAILF 2025 menjadi bukti bahwa pemuda daerah dengan latar belakang pesantren dan kampus mampu bersaing di panggung internasional, sekaligus mengharumkan nama Cianjur dan Indonesia. (*)