TIMES LOMBOK, JAKARTA – Pemerintah Iran mengecam keras serangan udara mematikan Israel ke Lebanon, yang menargetkan sejumlah posisi kelompok Hizbullah di wilayah selatan negara tersebut pada Kamis (16/10/2025).
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran, Esmaeil Baghaei, menyebut tindakan Israel itu sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap integritas teritorial dan kedaulatan nasional Lebanon.
“Jumlah pelanggaran Israel terhadap perjanjian gencatan senjata 2024 dengan Hizbullah kini telah mendekati 5.000,” kata Baghaei dalam pernyataan resminya di Teheran, Jumat (17/10/2025).
Serangan udara Israel tersebut dilaporkan menewaskan satu orang dan melukai tujuh lainnya. Menurut Baghaei, tindakan militer itu tidak hanya melanggar gencatan senjata, tetapi juga menyebabkan kerusakan infrastruktur, melukai warga sipil, serta menghambat proses rekonstruksi dan pembangunan ekonomi Lebanon.
Ia menegaskan bahwa situasi genting di Lebanon saat ini disebabkan oleh tidak adanya tindakan tegas dari para penjamin gencatan senjata, yaitu Amerika Serikat (AS) dan Prancis, yang dinilai bersikap pasif di hadapan Israel.
Dalam pernyataan terpisah yang dirilis Kemenlu Iran pada hari yang sama, Baghaei juga mengecam aktivitas militer AS di sekitar perairan Venezuela, yang disebutnya sebagai tindakan “ilegal dan provokatif.”
Menurutnya, serangan berulang terhadap kapal nelayan serta ancaman eksplisit penggunaan kekuatan militer terhadap Venezuela merupakan pelanggaran serius terhadap prinsip dan tujuan dasar Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Iran menyerukan agar komunitas internasional bertindak tegas menghentikan pelanggaran hukum internasional oleh Israel dan sekutunya untuk menjaga stabilitas kawasan Timur Tengah.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kemenlu Iran Kecam Israel atas Serangan Udara Mematikan di Lebanon Selatan
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Imadudin Muhammad |