https://lombok.times.co.id/
Berita

Sesalkan Pelayanan Tak Maksimal, Ketua DPRD KLU Segera Panggil RSUD

Jumat, 10 Oktober 2025 - 11:29
Sesalkan Pelayanan Tak Maksimal, Ketua DPRD KLU Segera Panggil RSUD Ketua DPRD KLU, Agus Jasmani. (Hery Mahardika/TIMES Indonesia)

TIMES LOMBOK, LOMBOK UTARA – Kasus ibu hamil tak tertangani sampai menyebabkan bayi meninggal terulang kembali di RSUD Kabupaten Lombok Utara (KLU). Kejadian ini mendapatkan sorotan tajam dari DPRD KLU.

Nasib nahas ini dialami Winda Astuti, warga Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung. Pasien ibu hamil ini mendapatkan pelayanan yang kurang baik dari pihak RSUD KLU. 

Bayi yang telah dikandung Winda harus meninggal dunia lantaran respons kurang sigap dari tenaga medis di rumah sakit tersebut.

Kejadian ini diungkapkan H Sabarudin selaku pihak keluarga pasien. Berawal pada hari Kamis (9/10/2025) pagi ketika pasien yang sedang mengandung itu mengalami sakit perut lalu Winda memeriksakan kondisinya ke Puskesmas Pemenang. 

Gedung-pelayanan-RSUD.jpgGedung pelayanan RSUD KLU dari luar. (Hery Mahardika/TIMES Indonesia)

Di Puskesmas, Winda didiagnosa mengalami infeksi saluran kemih kemudian oleh pihak puskesmas diberikan suntikan dan obat. Hanya saja, sesampainya di rumah, sakit perut yang dialami pasien tak kunjung membaik hingga memutuskan pergi ke RSUD KLU.

"Di IGD RSUD bukannya dirawat malah meluruskan hasil diagnosa Puskesmas Pemenang, padahal pasien mengeluh sakit sekali dan pasien disuruh pulang," ungkapnya, Jumat (10/10/2025).

Setelah kembali dari RSUD, Wendi mengalami sakit perut yang luar biasa, ketika sedang berjalan sembari menahan rasa sakit bayi yang dikandung oleh pasien justru lahir dan langsung korban dilarikan kembali ke IGD RSUD dengan posisi ari-ari belum terputus. 

Namun nahas, setelah bayi dibersihkan hingga diberikan perawatan intensif di incubator, bayi tidak bisa tertolong.

"Yang kami sesalkan kenapa pasien disuruh pulang, padahal pasien sudah kasi tahu kalau perutnya sakit sekali. Tapi petugas bilang tidak apa-apa itu hanya infeksi saluran kencing," jelasnya.

"Seharusnya ditangani dengan serius apalagi kalau benar pasien infeksi saluran kencing dan lagi hamil seperti itu," sambung dengan nada kesal.

Dikonfirmasi terpisah, Direktur RSUD KLU, drg. Nova Budiharjo membenarkan peristiwa itu. Dan pihaknya akan melakukan audit dan pemanggilan pada pagi hari ini pada semua petugas yang kemarin menangani pasien tersebut agar pihaknya mengetahui secara detail kronologisnya.

"Pasien masih dirawat di RSUD sekarang, kejadian kemarin sore," ujarnya.

Pasien-yang-menunggu-pelayanan-di-RSUD-KLU.jpgPasien yang menunggu pelayanan di RSUD KLU. (Hery Mahardika/TIMES Indonesia)

Atas peristiwa berulang kali tersebut mendapatkan sorotan tajam dari DPRD KLU. Pihak DPRD merasa miris dan geram hal serupa kembali terulang. Tidak hanya pada kasus bayi yang meninggal dunia, namun pelayanan pasien lain juga kerap dikeluhkan oleh masyarakat KLU yang tidak tertangani dengan baik di layanan kesehatan terbesar tersebut.

"Kami sangat menyesalkan kejadian tragis yang menimpa seorang ibu hamil yang dipulangkan oleh pihak RSUD, yang kemudian melahirkan tanpa penanganan medis hingga bayinya meninggal dunia," ungkapnya.

Menurutnya, hal ini bukan hanya persoalan medis, tetapi juga menyangkut kemanusiaan, kepatuhan terhadap prosedur, dan kepekaan petugas terhadap kondisi pasien. 

Ia menduga ada yang tidak beres terhadap pelayanan di RSUD sehingga tidak mampu memberikan penanganan secara maksimal untuk masyarakat.

Hal ini tentu menjadi alarm serius tentang perlunya evaluasi total terhadap pelayanan kesehatan di RSUD. Pihak DPRD akan segera memanggil jajaran manajemen untuk dimintai keterangan.

"Saya bersama komisi III nanti akan meminta klarifikasi resmi dari pihak manajemen rumah sakit, dan akan mendorong dilakukan audit menyeluruh terhadap SOP penanganan pasien, khususnya ibu hamil," tegasnya.

Politisi PKB ini menyebut, pihaknya akan memastikan bahwa jika ada unsur kelalaian atau pelanggaran prosedur, maka harus ada pertanggungjawaban. Tidak boleh ada pembiaran, karena pelayanan publik harus berpihak pada keselamatan dan kemanusiaan, bukan sekadar administrasi.

"DPRD akan mengawal kasus ini hingga tuntas. Kami juga mendorong agar keluarga korban diberi pendampingan psikologis yang layak. Ini bukan hanya soal satu nyawa, tapi soal kepercayaan masyarakat terhadap sistem pelayanan kesehatan kita," imbuhnya.

Pihaknya berkomitmen agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. 

"Kami juga akan memastikan RSUD memperbaiki pelayanan secara menyeluruh," tegasnya anggota DPRD Dapil Tanjung ini. (*)

Pewarta : Hery Mahardika
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Lombok just now

Welcome to TIMES Lombok

TIMES Lombok is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.