TIMES LOMBOK, LOMBOK BARAT – Desa Senggigi Kecamatan Batulayar menjadi kawasan wisata andalan di Kabupaten Lombok Barat. Namun, beberapa tahun terakhir kunjungan wisatawan ke kawasan Senggigi jauh menurun, sehingga berdampak ke objek wisata yang ada di kawasan wisata ini, salah satunya Taman Wisata Alam Kerandangan (TWA Kerandangan).
"Menghidupkan kembali pariwisata Senggigi harus bekerjasama dengan melibatkan banyak pihak dalam hal pemasaran," ungkap Akademisi Unizar Mataram, Vega Lyra Novantini Samodra, Jumat (15/11/2024) pada acara sosialisasi sadar wisata di kawasan TWA Kerandangan.
Menurutnya, TWA Kerandangan dengan luas 396,10 hektar sebenarnya bisa menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun domestik, dengan ikon air terjun yang dimilikinya.
Selain itu, ada beberapa hewan liar yang hidup liar di TWA seperti burung, ular, babi. Tentu hal ini menjadi daya tarik juga, asalkan bisa ditata dengan membuatkan penakaran seperti di kebun binatang, sehingga sebagian para wisatawan yang datang berkunjung bisa melihat beberapa hewan dan binatang tersebut.
"Harus banyak cara untuk menggaet kembali kunjungan wisatawan ke kawasan wisata Senggigi ini," katanya.
Selain itu, bisa membuatkan paket wisata seperti paket liburan puas dengan menyewakan tenda, ngegrill, koki, out bond, arung jeram, manyajikan makanan tradisional khas Lombok, kemudian menjemput tamu dengan cidomo.
"Harus menjadikan Senggigi sebagai wisata bebas polusi dengan menggunakan cidomo dan para warga setempat yang dekat dengan daerah wisata bisa menggunakan baju khas daerah, wisata berbasis kearifan lokal sedang diminati," terangnya.
Tidak hanya itu, pengunjung juga harus menjaga kelestarian alam dengan cara menjaga kebersihan daerah wisata, ini bisa dilakukan secara bersama-sama, tentu harus dimulai dengan kesadaran diri sendiri oleh pengelolanya.
"Kebersihan itu menjadi kunci utama dalam menjaga kelestarian alam TWA ini," kata praktisi pariwisata, Eva Lestari.
Bila kebersihan sudah terjaga, maka kenyamanan para wisatawan yang berkunjung tentu lega berwisata dan mengirup udara segar.
Dalam mempromosikan objek wisata, tentu harus mampu manfaatkan digitalisasi dengan membuat vidio dan foto-foto lalu disebarluaskan melalui media sosial seperti Facebook, tiktok, Twitter, dan media sosial lain yang tak berbayar dan hemat biaya.
Di tengah gempuran objek wisata di pulau Lombok tentu menjadi tantangan tersendiri bagi kawasan wisata Senggigi, yang terkenal dan menjadi percontohan bagi wisata lain yang kini terus berkembang.
"Jadi itulah strategi-strategi agar menggaet kembali wisatawan untuk datang berkunjung, harus unik dan menarik yang kemudian dipromosikan tentu butuh keterlibatan pemerintah," tambahnya.
Sementara itu, Pengawas dan Pengelola Destination Management Organization (DMO) Kawasan Khusus Senggigi, Mujahid menyampaikan, materi disampaikan oleh para praktisi pariwisata yang berpengalaman, memberi wawasan praktis yang dapat langsung diterapkan oleh masyarakat sekitar.
"Para peserta diajarkan cara memberikan pelayanan yang ramah, menciptakan lingkungan yang aman bagi pengunjung, serta menjaga kebersihan area wisata agar tetap menarik dan nyaman," katanya.
Di sisi lain, peserta menyampaikan harapan mereka untuk perbaikan infrastruktur, lebih banyak pelatihan berkelanjutan, dan dukungan pemerintah yang lebih kuat dalam promosi pariwisata lokal.
Kegiatan ini diikuti oleh berbagai kelompok masyarakat yang memiliki peran penting dalam pengelolaan dan pengembangan TWA Kerandangan. Di antaranya peternak madu trigon, penjinak hewan, penyewaan alat camping, kerandangan forest, dan guide konservasi burung.
Dalam memulihkan kunjungan wisatawan, para komunitas ingin melibatkan influencer lokal, dan meningkatkan partisipasi dalam kegiatan promosi pariwisata daerah.
Ia berharap dengan dukungan berbagai pihak dan partisipasi kelompok masyarakat, TWA Kerandangan diharapkan semakin dikenal sebagai destinasi wisata alam yang tidak hanya indah tetapi juga dikelola dengan baik oleh komunitas yang peduli dan berdaya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Pulihkan Kunjungan Wisata di TWA Kerandangan Lombok Barat Harus Perbanyak Promosi Digitalisasi
Pewarta | : Hery Mahardika |
Editor | : Faizal R Arief |