TIMES LOMBOK, MALANG – Kesehatan adalah hal paling berharga yang dimiliki manusia. Tidak banyak orang yang tetap sehat dan bugar saat usia menginjak 70 tahun. Salah satunya adalah Mbok Darmi yang tahun ini usianya 82 tahun.
Perempuan asal Dusun Besuki, Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang ini masih semangat untuk merawat ladang miliknya. Kondisi fisiknya masih baik dan tidak memiliki riwayat penyakit apa pun.
Ilustrasi - lansia tangguh dari pedesaan yang tetap sehat dan bugar di usia tua (FOTO: ChatGPT)
Lahir tahun 1942, keseharian Mbok Darmi mirip dengan sebagian besar warga desa yang ada di lereng Gunung Bromo. Bertani.
Keseharian Mbok Darmi
Sebelum mentari muncul di ufuk, usai subuh, Mbok Darmi sudah bersiap menuju ladangnya. Ia berjalan kaki menuju ladang miliknya dengan akses yang lumayan sulit bagi seorang lansia. Kondisi jalan berbatu dengan tanah yang tidak rata. Di sisi samping jalan masih berupa semak belukar. Sering di tengah jalan Mbok Darmi juga menemui ular yang melintas.
Mbok Darmi juga jalan kaki saat ke pasar desa untuk menjual hasil kebun dan belanja kebutuhan sehari-hari. Dulu, Mbok Darmi juga jalan kaki ke desa lain saat mengunjungi teman, kerabat atau keperluan tertentu karena saat itu memang masih jarang orang yang punya kendaraan.
"Gak nang tegal thok nduk lek mlaku. Jenenge wong biyen nangndi-nangndi yo mlaku, mbok nango pasar yo mlaku. Lha wong kendaraan ae ganok (Tidak hanya ke ladang saja nak kalau jalan kaki. Orang dulu memang kemana-mana, ya jalan kaki, ke pasar pun jalan kaki. Memang kendaraan saat itu tidak ada. red)," kata Mbok Darmi.
Mbok Darmi menikah saat usia 13 tahun. Usia yang normal bagi kebanyakan perempuan menikah pada waktu itu. Ia dikaruniai tiga orang anak. Dua laki-laki dan satu perempuan.
"Wong biyen nduk rabine umur 13. anakku telu. Lanang loro, wedok siji. (Orang dulu nak. Saya nikah umur 13 tahun. Anak saya tiga. Dua laki-laki, satu perempuan.red)," ungkap Mbok Darmi.
Awalnya, ia, suami dan dibantu ketiga anaknya bersama mengurus ladang setiap pagi.
Keadaan mulai berubah ketika ketiga anaknya sudah mulai berkeluarga dan sibuk dengan pekerjaannya mereka sendiri. Ia dan suaminya saja yang mengurus ladang. Ketika suaminya meninggal pada usia 76, otomatis pekerjaan merawat ladang dia kerjakan sendiri. Sampai saat ini.
Usia bukan masalah baginya untuk tetap merawat ladang. Mbok Darmi mengaku tidak ingin bergantung sama anaknya. Justru dengan tetap mengurus ladang, membuat ia merasa tetap hidup dan berharga.
Ia bahkan tidak ingin diantar oleh anak atau cucunya ketika ingin ke pasar atau bepergian ke tempat lain. Ia merasa nyaman dengan jalan kaki ke ladang atau ke pasar.
Menurut pengakuannya, anak dan cucunya sebenarnya sudah menawarkan untuk mengantar kemana pun. Tapi Mbok Darmi merasa naik sepeda motor, justru jauh lebih lambat dibandingkan dengan jalan kaki. Katanya, langkah kakinya justru jauh lebih cepat daripada laju sepeda motor.
Lansia paling sehat di Dusun Besuki
Kebiasaan berjalan kaki membuat fisik Mbok Darmi menjadi sehat, dan tetap bugar. Ditambah lagi dengan postur tubuh yang tidak terlalu tinggi membuatnya semakin lincah dalam bergerak.
Salah satu tetangga Mbok Darmi pun mengakui, bahwa kondisi fisikna yang sangat sehat untuk lansia seumurannya.
"Mbok Darmi iki wong tuwek paling sehat ndek Besuki, paling lincah. Sek peteng wes budal nang tegal engkok awan moleh. Jam siji kadang budal maneh (Mbok Darmi iki orang tua paling sehar se dusun Besuki. Pagi gelap sudah berangkat ke ladang, nanti siang bailk ke rumah. Jam satu siang berangkat lagi ke ladang. red)," kata tetangga itu saat menuturkan keseharian Mbok Darmi.
Tetangga itu juga mengaku, ia yang umurnya jauh lebih muda dari Mbok Darmi tak sekuat Mbok Darmi.
Sehat dan budaya jalan kaki
Saat ini, budaya jalan kaki perlahan mulai menghilang. Teknologi yang mampu membantu manusia untuk lebih produktif mengubah budaya dan kebiasaan jalan kaki. Kendaraan bermotor jauh lebih efisien dan mampu menghemat waktu berkali lipat dibandingkan dengan jalan kaki.
Mungkin Mbok Darmi paham hal itu. Namun keputusan untuk tetap jalan kaki yang tidak lagi logis itu tanpa disadari membuat ketahanan fisik Mbok Darmi berbeda dengan lansia kebanyakan.
Mbok Darmi tidak punya tips ala dokter spesialis untuk tetap bugar dan sehat di usia yang menginjak kepala delapan itu. Mbok Darmi juga tidak punya rahasia diet atau pantangan makan untuk tetap kuta berjalan kemanapun.
Mbok Darmi juga tak punya resep olah raga atau cara menjaga tubuh secara khusus agar tetap bisa merawat ladangnya setiap hari.
Mbok Darmi hanya tahu, hanya merasa, bahwa jalan kaki lebih cepat daripada naik sepeda motor. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Tetap Sehat Bugar di Usia 80 Ala Mbok Darmi
Pewarta | : |
Editor | : Faizal R Arief |